Secangkir Cokelat Panas (Part 6)

--Scene 16-- Makan Malam Terakhir

Genap sebulan sejak Tommy sakit waktu itu. Kami jarang bertemu. Aku sibuk dengan pekerjaanku. Dia pun sibuk dengan dinas luar kotanya dalam rangka ekspansi usaha ke Indonesia Timur.

Tiba-tiba hapeku berbunyi. Sebuah pesan singkat dari Tommy:
Sha, kamu sibuk nggak? Malem ini kita jalan yuk.

Aku membalas:
Kebetulan banget malem ini aku free. Yuk. Mau ke mana kita?

Tommy:
Kita dinner di tempat temenku ya. Dia baru buka restoran. Kayaknya tempatnya cozy deh.

Aku:
Ok deal.

Tommy:
Ich hole dich vom Büro ab*. Around 6 pm?

Aku:
Kein Problem. Ich warte auf dich**.

Tepat jam 6 sore Tommy menjemputku. Kami pun langsung menuju daerah Darmawangsa, lokasi restoran baru teman Tommy.

"Gimana? Kamu suka suasananya?", tanya Tommy.

"Aku suka. Bener kata kamu. Cozy".

Pelayan datang mencatat pesanan kami. Aku pesan duck salad sementara Tommy memilih makanan sarat karbo. Lasagna.

Sambil menikmati pesanan, kami saling bercerita. Aku dengan permintaan ajaib para klien tentang iklan, Tommy dengan kisah di sejumlah kota di Indonesia Timur.

Setelah menyantap habis makanan, kami mencicipi cokelat panas sebagai hidangan penutup. Raut wajah Tommy berubah. Ada yang tidak beres. Tapi aku tak tahu apa.

"Kamu kenapa Tom? Sakit?".

"Nggak Sha. Aku hanya sedih makan malam ini berakhir", kata Tommy sambil menggenggam kedua tanganku erat.

"Maksud kamu?", aku masih sibuk menerka apa kira-kira yang mengganjal di hatinya.

"Berat rasanya Sha. Tapi tidak ada pilihan lain. Entschuldig mir. Maafkan aku".

"Minta maaf untuk apa Tom? Kamu bisa cerita ke aku kalo ada sesuatu yang jadi beban".

"Hubungan kita, sampai di sini aja. Kita putus", suara Tommy bergetar.

Aku diam. Begitu banyak pertanyaan berkecamuk di benakku. Yang bisa kulakukan hanya menarik kedua tanganku dari genggamanku.

"Sha, say something please", Tommy memandangku lekat-lekat.

"Kamu mau aku bilang apa? Aku tau ada sesuatu yang nggak beres. Aku pikir selama ini kita saling jujur dan terbuka. Tapi aku salah. Kamu nggak percaya aku. Ketika kamu ada masalah, kamu memilih menyembunyikannya dariku. Kamu memilih tidak melibatkanku dengan masalahmu. Kamu ingin kita putus. Kamu berharap aku jawab apa? Ok Tom kita putus. Terima kasih atas segalanya selama ini. Itu yang kamu mau dengar dari aku?", aku seperti mau meledak.

"Sekarang kamu tatap mataku dalam-dalam. Katakan sekali lagi kamu mau putus dan kamu tidak mencintaiku", tantangku masih penuh emosi.

Tommy berusaha keras untuk bisa menatap mataku. Kulihat ada kepedihan di sana.
"Sha, aku mau kita putus".

"Belum lengkap. Katakan kamu tidak mencintaiku", aku ingin menangis tapi kutahan.

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku minta kamu lupakan aku". Mata Tommy menatap tajam mataku. Suaranya masih bergetar namun Ia sudah berani menatapku.

"Ok Tommy Sudiro, boleh aku tanya alasannya?".

"Kamu butuh alasan apa lagi? Apa belum cukup dengan alasan aku tidak mencintaimu lagi?".

"Belum. Secepat itukah perasaan cintamu padaku hilang? Sejak kapan? Apa ada perempuan lain?", aku memberondongnya dengan pertanyaan.

Cukup lama Tommy terdiam. "Ya. Ada perempuan lain. Aku mengenalnya saat ke Jerman waktu itu".

Kutatap matanya. Tommy membalas tatapanku. Tidak ada keraguan di sana. Jadi selama ini aku dibodohi. Tommy memberikanku kejutan-kejutan kecil sepulangnya dari Jerman tapi hatinya mulai terbagi untuk perempuan lain.

"Kamu hebat. Aktor yang paling hebat. 10 menit lalu, kamu masih sangat meyakinkan bahwa kamu merindukanku".
"Aku mau pulang", kataku sambil berdiri mengambil tas.

"Kuantar", Tommy pun berdiri setelah menaruh sejumlah uang di meja untuk makan malam kami.

"Nggak usah. Aku naik taksi". Aku pun meninggalkannya. Baru dua langkah, aku berbalik.
"Oh ya satu lagi. Terima kasih atas makan malam yang nggak akan pernah kulupakan".

"Sama-sama Sha", Suara Tommy lirih.
(To be Continued)


Terjemahan:
*Ich hole dich vom Büro ab -> aku jemput kamu di kantor.
**Kein Problem. Ich warte auf dich -> nggak masalah. aku tunggu kamu.
***Entschuldig mir -> maafkan aku.

Comments

Popular Posts