Demi Idola

Tiap orang punya idola masing-masing. Idola macam2 profesi. Ada yg tokoh dunia, aktris, penyanyi, penulis, atlet, bahkan orang biasa yg bisa menginspirasi. Sah2 aja punya idola. Kenapa enggak? Selama idola ini bisa menginspirasi kita utk jd lebih baik. Ya kan?

Apa sih yg akan kamu lakukan kalau ketemu idola? Akan seperti apa reaksi kamu?

Lemes? Keringetan, ga fokus, mondar-mandir, malu, padahal pengen banget ngedeketin minta foto bareng. Tapi ga berani. Hehehe it happens to my friend and I..

Sebagai jurnalis, teman saya (dan saya. Dulu :p) pasti udah kenyang ketemu orang2 dari berbagai kalangan mulai dari "orang biasa", artis, tokoh masyarakat, pemain bola internasional, duta besar, tamu kenegaraan, bahkan sampe presiden. Mengontrol emosi pasti udah bisa. Foto bareng orang2 dari berbagai kalangan juga udah biasa. Tapi apa yg terjadi saat kami ketemu idola di luar jam kerja? Kemampuan mengontrol emosi mendadak menguap. Begini ceritanya..

Kemarin siang, saya janjian ketemu teman2 untuk late lunch. Meeting point di Ambassador. Kebetulan saya sampe lokasi duluan. Ga lama 1 teman saya, sebut aja inisialnya ML (jgn mikir yg iya2 lho hehe) nyampe. Sambil nunggu teman2 yg lain, kami berpencar. Saya ke toko elektronik. ML ke salah satu factory outlet (FO). Tiba2 dapet bbm dari ML kalo di FO ada Ida Iasha sang idola. ML lemes. Deg2an. Mau minta foto bareng tapi ga berani.

Saya meluncur secepat kilat ke FO. Yah benaaaarrr.. Mbak Ida lg sibuk pilih2 baju ditemani 2 cowo remaja (tampaknya anaknya). Dia begitu cantik, anggun, putih, tinggi, dan awet muda meski tampak beranjak tua. Dia tetep idola. Nengok ML, hihihi dia keringetan (padahal ruangan ber-AC). Tiba2 saya juga ciut. Pengen nyamperin, takut dia marah karena lagi asik belanja, takut dia nolak foto bareng, takut salah orang pula. Tapi hati kecil bilang itu dia sang bintang Lux.

Saya dan ML sibuk pura2 liat2 baju. Tapi ujung mata masih mengamati tindak-tanduk sang idola. Teman saya 1 lg, C, sampai di mal. Begitu saya bbm ada Ida Iasha, C pun bereaksi sama. Jadilah kami bertiga kurcaci ini sibuk menata hati dan pikiran sambil mengumpulkan keberanian minta foto. Aksi saling mendorong pun terjadi. Tetep ga ada yg mau jd volunteer. Mbak Ida pun melewati saya tepat di belakang punggung saya. Sementara saya lg sok2an pilih2 baju. Asli. Dia lewat, saya merinding saking deg2annya.

Kami bertiga pun memutuskan di luar FO sambil nunggu mbak Ida yg lagi di kasir. Btw kenapa ya orang2 di FO ga ada yg seperti kami. Apa mereka ga ngeh atau ga tau? Kalau kata ML "mungkin masa kecil mereka tidak terpapar media seperti kita".

Anak2 mbak Ida tampaknya tau gelagat konyol kami yg mau minta foto hehe. Begitu mbak Ida keluar FO, entah keberanian dari mana, mungkin atas dasar ga mau menyesal kebawa mimpi, saya samperin mbak Ida. "Mbak Ida", sapa saya. Mimik mbak Ida kaget banget seperti takut dicopet. "Boleh minta foto bareng ga?", tanya saya H2C (harap2 cemas). "Apa?", tanya mbak Ida. Waduuuhh mulai parno. Jgn2 salah orang. Atau mbak Ida ga paham bahasa Indonesia saya. Saya ulangi pertanyaan pake bahasa Inggris. Legaaa rasanya pas dia senyum sambil bilang "boleh boleh".

ML langsung berusaha buka androidnya gugup. Tangannya gemeteran huhuuuyy.. Saya dan C langsung ambil posisi di kanan-kiri mbak Ida. Senyum mengembang, gaya paripurna dan 3 2 1 click! Kelar foto, mbak Ida memuji android ML "bagus ya, ini apa? Lucu ya", sambil pegang hape ML. Saya yakin pasti dlm hatinya, ML melonjak2 kegirangan dipuji. Cowo mana yg ga doyan dipuji apalagi sama idolanya? Hehehe..

Tiba saatnya ML foto berdua mbak Ida. Selesai foto, mbak Ida berlalu. Kami pun sibuk melihat hasil jepretan. Senyum ML di foto sumringah sekali..

Bagaimana dengan kamu? Apa reaksi kamu kalau ketemu idola? >̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴͡

Comments

Popular Posts