Dia yang Menunggu Merpati Datang Petang

Dia pria lebih separuh baya.
Meski memasuki usia lanjut, wajahnya yang dihiasi kerutan halus pertanda kematangannya, tak menampakkan kelelahan.
Sebaliknya, dia penuh semangat.
Berbagi ilmu tak jenuh.
Berbagi pengalaman saat dia bekerja dan tinggal di negeri Paman Sam di kala muda.
Meski lama di negara adidaya, dia tak melupakan bahasa Indonesia dari mulai tutur hingga tulisan.
Tak lelah mengajarkan bagaimana membuat naskah berita menjadi mudah dicerna dan berbahasa tutur.
Dia yang tak pernah absen memantau perkembangan anak didiknya mulai dari nol saat live report hingga lihai.
Dia yang selalu menyapaku usai live report saat kami bertemu atau sekedar papasan.
Dia yang mengatakan buruk bila buruk dan bagus bila bagus padaku (untuk live report).
Dia begitu teliti menyimak pemilihan kata reporter saat live report.
Dia yang tak jarang diabaikan kritik membangunnya oleh orang lain, namun ia tak gentar.
Dia yang selalu tersenyum hangat dan memancarkan keramahan, kebijaksanaan, dan kesabaran.
Dia yang memberitahuku bahwa merpati telah datang petang. Sementara di ufuk barat pelangi tujuh warna pun terlihat panjang. Walau..dalam khayal itulah saat yang tepat kata orang dulu untuk menyatakan ketetapan..
Dia pun memutuskan berhenti mengolah ladangnya di lahan itu. Berganti dengan lahan yang dipenuhi bunga matahari kebahagiaan alami tanpa rekayasa..
Dia yang menunggu merpati datang petang, saatnya berbagi masa tua yang indah bersama keluarga di rumah yang penuh kehangatan..

I dedicate this writing to you Pak Bakran :)
Thanks so much for your patience to share your knowledge with us..

Comments

Popular Posts